Tuesday, January 28, 2014

Budaya Perusahaan

Pepatah “lain ladang lain belalangnya, lain lubuk lain ikannya” sering kita dengar untuk menyatakan bahwa setiap tempat memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Hal ini berlaku juga di tempat kerja. Setiap perusahaan memiliki kebiasaan dan tata cara tersendiri. Dalam dunia kerja, kebiasaan dan tata cara ini dikenal dengan istilah “budaya perusahaan”.  Bila kita ingin “hidup” dengan nyaman di suatu perusahaan, sebaiknya kita mempelajari dan bertindak sesuai dengan budayanya. Mengapa budaya perusahaan begitu penting bagi karier Anda? Anda dapat menangkap budaya perusahaan dengan berbagai cara.

Apa sebenarnya budaya perusahaan itu ?
Budaya adalah pola-pola asumsi dasar yang dimiliki oleh semua atau sebagian besar anggota dari suatu kelompok. Di perusahaan pola-pola asumsi dasar ini meliputi cara-cara berpikir dan bertingkah laku mengenai tujuan perusahaan, kegiatan-kegiatannya, juga terhadap pegawai dan klien atau pelanggan-pelanggannya. Pola-pola asumsi dasar ini dikembangkan oleh suatu perusahaan karena dianggap berharga atau penting diajarkan kepada seluruh karyawannya sebagai cara yang paling tepat untuk berpikir, melihat, merasakan dan memecahkan suatu masalah. Budaya perusahaan ini juga mencakup nilai-nilai yang dianggap berharga oleh suatu perusahaan.
Bila kita memasuki suatu lingkungan baru umumnya kita ingin tahu bagaimana kita harus bertingkah laku di lingkungan tersebut. Hal ini diperlukan agar kita lebih cepat dan mudah menyesuaikan diri, agar kita tidak dipandang aneh dan berbeda oleh orang-orang yang telah berada di lingkungan tersebut.Ini berlaku pula di dunia kerja. Perusahaan tempat kerja kita adalah suatu lingkungan sosial dengan orang-orang didalamnya yang telah mengembangkan budayanya sendiri.  Bila kita ingin survive, kita harus berusaha untuk mengenalnya dan mempraktekkan budaya yang berlaku di tempat kerja baru. Adanya budaya perusahaan membuat karyawannya mengetahui apa yang diharus dilakukan, bagaimana ia harus melakukannya dan mengapa ia harus melakukan hal tersebut.

Bagaimana mengetahui dan mempelajari budaya perusahaan ?
Mungkin Anda sendiri telah memiliki budaya “bawaan”, baik dari tempat kerja yang lama maupun dari lingkungan Anda. Ada kalanya terjadi ketidak-sesuaian antara kedua budaya tersebut. Bila perbedaannya tidak seberapa dan tidak menyangkut hal-hal yang mendasar, umumnya dapat diatasi dengan baik setelah Anda lebih lama bekerja di perusahaan tersebut. Tetapi bila perbedaannya cukup besar dan penting, akibatnya seringkali buruk bagi si karyawan, sebab budaya perusahaan umumnya lebih “kuat” dan lebih sulit diubah. Karyawanlah yang biasanya dituntut untuk lebih banyak menyesuaikan diri dengan budaya di perusahaannya. Oleh karena itu, sebelum Anda memasuki suatu perusahaan sebaiknya Anda mencari tahu dahulu bagaimana budayanya, apakah kira-kira Anda cocok atau tidak.

Sebelum Anda masuk dalam perusahaan
Sebagai calon pegawai, Anda dapat memperoleh gambaran mengenai budaya dalam suatu peusahaan dengan melihat bangunan fisik perusahaan tersebut. Ketika Anda mendapat panggilan wawancara, pergunakanlah kesempatan ini untuk mengamati bangunan fisiknya. Bagaimana bangunan dan gaya arsitekturnya? Apakah perusahaan ini mengutamakan penampilan “luar”nya? Apakah gedungnya cukup rapi dan terawat dengan baik? Bagaimana keadaan dan pengaturan interiornya? Apakah kantor tersebut menggunakan sekat-sekat yang memisahkan meja-meja karyawannya ataukah menggunakan sistem terbuka yang memungkinkan setiap karyawan melihat satu sama lainnya? Lokasi perusahaanpun dapat mencerminkan budaya suatu perusahaan. Apakah terletak di daerah perkantoran, di kawasan perumahan atau di kawasan industri. Apakah kira-kira Anda merasa “betah” bekerja di lingkungan seperti itu?
Selain bangunan fisiknya, Anda pun dapat “mengintip” budaya suatu perusahaan melalui berita atau informasi mengenai perusahaan itu yang di tampilkan di media massa. Informasi dapat bernada positif atau negatif. Informasi yang bernada positif misalnya perluasan usahanya, penghargaan yang diterima, laporan keuangan yang “sehat” dan lain-lain. Disisi lain, Anda pun perlu membaca berita yang cenderung negatif, misalnya kritik atau keluhan masyarakat terhadap perusahan tersebut. Semua ini akan memberikan gambaran yang berharga untuk Anda mengenai perusahaan yang sedang dijajaki. Kesempatan wawancara juga dapat dimanfaatkan untuk mengamati karyawan-karyawannya. Lihatlah bagaimana cara “satpam” atau “resepsionis” memperlakukan Anda. Apakah mereka memperlakukan Anda dengan cukup ramah dan bersahabat atau justru dengan penuh kecurigaan? Lalu bagaimana sikap pewawancara? Apakah Anda merasa dapat berkomunikasi dengan mereka? Bila Anda jadi bekerja di tempat tersebut, orang-orang inilah yang akan Anda temui setiap harinya. Dapatkah Anda menyesuaikan diri dengan mereka?
Karena Anda masih berada di luar perusahaan tersebut, pengamatan Anda mungkin tidak sepenuhnya benar. Sebab itu, pergunakanlah segala informasi ini secara bijaksana, bandingkanlah keterangan yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan gambaran yang paling mendekati kebenaran.

Setelah anda masuk dalam perusahaan
Bila akhirnya Anda bergabung dengan suatu perusahaan, Anda harus terus mempelajari budayanya. Bila mendapatkan training sebelum memulai pekerjaan yang sesungguhnya, Anda bisa menggunakan kesempatan ini untuk mempelajari budaya perusahaan. Tetapi bila Anda harus langsung terjun pada pekerjaan baru, Anda pun dapat mempelajari budaya perusahaan selama masa percobaan. Cobalah amati cara-cara rekan Anda menjalankan pekerjaan. Bersiap-siaplah untuk menghadapi perbedaan dan perubahan cara kerja Anda. Meskipun jenis pekerjaan yang Anda tangani sekarang tidak jauh berbeda dengan pekerjaan sebelumnya, mungkin saja terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara penanganannya.
Ketika bercakap-cakap dengan rekan maupun atasan, perhatikan gaya bahasa dan isi pembicaraannya. Umumnya setiap perusahaan memiliki gaya bercakap-cakap dan topik-topik “favorit” untuk dibicarakan. Mungkin ada istilah-istilah khusus yang dipakai untuk menyebutkan tempat-tempat, para pimpinan, customer, atau kegiatan-kegiatan tertentu. Bila Anda sudah dapat “menangkap” istilah-istilah ini, Anda akan lebih mudah masuk dalam percakapan-percakapan dengan rekan-rekan kerja Anda.
Selain dari hal-hal diatas, Anda pun dapat melihat budaya suatu perusahaan melalui kebijakan pengembangan karyawannya. Setelah Anda bekerja, Anda dapat mengetahui lama kerja rata-rata karyawan dan bagaimana perjalanan karier mereka.  Apakah perusahan ini mengutamakan senioritas atau cenderung menerapkan suasana “kompetisi bebas”  diantara karyawannya?.
Mengikuti dan mempraktekkan budaya perusahaan bukan berarti bahwa kita harus hanyut dan kehilangan budaya bawaan kita sendiri. Sebagai pribadi, kita tetap boleh memiliki budaya masing-masing. Namun penting untuk disadari bahwa perusahaan tempat kerja kita adalah suatu kelompok masyarakat kecil yang juga memiliki budaya.

Perbedaan dan perselisihan mungkin saja ditemui dalam proses mengenal dan mempelajari budaya perusahaan yang baru. Ketika Anda memasuki sebuah perusahaan sebagai “orang baru”, mungkin Anda perlu sedikit mengubah  diri agar sesuai dengan budaya yang sudah ada. Setelah itu, mungkin sebagai orang dalam, Anda pun akan ikut menentukan budaya di perusahaan tersebut dan orang-orang baru harus belajar untuk mengikutinya. Demikianlah proses “pembudayaan” akan berlangsung terus menerus di suatu peruahaan. Semoga bermanfaat. Salam sukses dari Roemah Prestasi.