Untuk menambah pengetahuan masyarakat, kami sajikan teknik / cara budidaya tanaman cabai yang praktis. Pada kesempatan ini pupuk yang digunakan sebagai pendukung pemeliharaan tanaman cabai adalah pupuk organik produksi Natural Nusantara (NASA). Agar lebih jelas maka dari masing-masing bagian pembahasan akan disertai dengan gambarnya. Cara budidaya cabai disini dibuat secara umum,
baik itu cabai rawit, cabai merah besar ataupun cabai merah keriting.
Persiapan
Media Semai
Campurkan ± 1-2 pack Natural GLIO dalam ± 25-50 kg pupuk kandang, lalu peram ± 1-2 minggu sebagai bahan campuran media semai.
Komposisi media semai
yang akan digunakan terdiri atas tanah, pupuk kandang dan pasir dengan
komposisi sebanding (1:1:1).
Pembibitan
Cabai
Kebutuhan benih cabe sekitar 10-11 sachet/ha
Lakukan
perendaman benih dengan larutan ± 2-4 cc POC NASA /liter air hangat selama ± 2
jam
Tiriskan
dan peram ± 2-4 hari, benih yang berkecambah segera disemaikan
Semprotkan
POC NASA ± 2-4 tutup botol/tangki pada bibit usia 7 dan 14 hss (hari setelah
semai)
Pengolahan
lahan dan Pemupukan Dasar
Taburkan pupuk kandang (± 5-10 ton/ha) dan Dolomit (± 200-300 kg/ha) di lahan
Lakukan
olah tanah
Buat
bedengan (tinggi ± 40 cm dan lebar ± 100 cm) dengan drainase yang cukup
Campurkan
SUPERNASA sebanyak 3-6 kg/ha bersama pupuk TSP ± 150 kg/ha) lalu taburkan
secara merata di bedengan. Kemudian tebarkan GLIO (yang sudah dicampur pupuk
kandang) ke permukaan bedengan (aplikasi ± 1 minggu sebelum tanam)
Tutup
bedengan dengan mulsa
Proses
Pindah Tanam
Buatlah lubang tanam dengan jarak 60 cm x 60 cm atau 70 c, x 70 cm.
Tanamkan
bibit umur ± 21-30 hari / 5-6 daun.
Perlu
diperhatikan bahwa saat melepas polybag, bola tanah jangan sampai pecah agar
tanaman tidak stress.
Pemupukan
dan Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan Makro Susulan (Urea, ZA, dan KCL)
Usia
1 – 4 minggu
Urea
|
ZA
|
KCL
|
POWER
NUTRISI
|
Interval
|
±
10 sdm
|
±
10 sdm
|
±
10 sdm
|
±
5-10 sdm
|
1
minggu
|
Cara Aplikasi:
Campurkan ± 50 liter air, siramkan ± 1 gelas per lubang tanam (± 200cc)
Usia 5 minggu dan seterusnya
Urea
|
ZA
|
KCL
|
POWER
NUTRITION
|
Interval
|
±
10 sdm
|
±
20 sdm
|
±
20 sdm
|
±
10-20 sdm
|
1
minggu
|
Cara Aplikasi:
Campurkan ± 50 liter air, siramkan ± 2-3 gelas per lubang tanam (± 400-600cc)
Pemupukan
POC NASA, HORMONIK, dan AERO810 Usia
2 minggu dan seterusnya (interval 1-2 minggu)
Pemeliharaan Tanaman Cabai
Semprotkan
POC NASA ± 3-5 tutup/tangki + HORMONIK ± 1 tutup/tangki + AERO ± ½ tutup/tangki
(Volume tangki ± 10-17 liter) dengan kebutuhan
± 20-30 tangki/hektar.
Penyemprotan
dilakukan dari atas dan bawah permukaan daun
Keterangan:
Pemasangan
ajir dan tali penguat sebaiknya dilakukan saat usia sekitar 15 hari setelah
tanam
Perempelan
Sisakan
± 2-3 cabang utama mulai umur 15-30 hari
Fase
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan
- Panen
pertama sekitar umur 60-75 hari
- Panen
kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau
lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
Cara
Panen
- Buah
dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
- Pemanenan
yang baik dilakukan pagi hari setelah embun kering
- Penyortiran
dilakukan sejak di lahan
- Simpan
ditempat yang teduh
- Pengamatan
Hama & Penyakit Cabai
- Kumpulkan
dan musnahkan buah busuk / rusak
- Pembahasan
lebih lengkap bisa kunjungi artikel selanjutnya tentang hama dan penyakit pada tanaman cabai.
Hama
Yang Sering Menyerang Tanaman Cabai
1.
Hama Ulat
a.
Jenis ulat
Hama
ulat yang sering menyerang tanaman cabai terdiri dari ulat grayak (Spodoptera
litura), Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Untuk jenis ulat grayak ini
memakan daun tanaman cabai sedangkan Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua
menyerang buah cabai baik masih hijau atau sudah merah.
b.
Pola serangan
Secara
umum serangan ulat ini terjadi pada malam hari atau pada saat sinar matahari
teduh, misalnya menjelang sore hari. Menurut informasi, ternyata si ulat tidak
nyaman menyantap daun atau cabe di bawah terik matahar. Sedangkan pada waktu
siang hari yang terik , mereka bersembunyi di bawah ketiak daun, pangkal
tanaman atau dibalik mulsa, sehingga mereka nyaman dan aman dari sengatan sinar
matahari dan selamat dari penyemprotan bila dilakukan penyemprotan.
c.
Pengendalian
Pada
malam hari, pada saat ulat keluar dari persembunyiannya, ulat bisa diambil
secara langsung dari tanaman cabe untuk dimusnahkan
Penyemprotan
pada sore atau malam hari dengan Natural BVR atau PESTONA agar effektif disaat
ulat keluar dari persembunyiannya
2.
Hama Kutu Daun
Kutu
daun yang sering menyerang cabai adalah jenis Aphids sp. dan Myzus persicae,
mereka akan menghisap cairan dalam daun sampai habis. Akibatnya daun mengering
dan keriting
a.
Pola Serangan
Selain
menghisap cairan dalam daun, hama ini sering membawa penyakit lain. Kutu daun
mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan yang mengundang datangnya semut
dan jamur hingga menimbulkan lapisan hitam seperti jelaga di permukaan daun.
b. Pengendalian
Secara
teknis, daun yeng terserang dipetik dan musnahkan. Hindari menanam cabe yang
berdekatan dengan tanaman semangka, melon dan kacang panjang. Perhatikan juga
kebersihan kebun. Penggunaan mulsa perak
juga cukup effektif untuk mengendalikan hama ini.
Lakukan
penyemprotan dengan BVR atau PESTONA di sore hari agar effektif.
3.
Hama Thrips (Trips)
a.
Gejala serangan
Ciri-ciri
dari tanaman cabe yang terserang trips (Thrips parvipinus) pada daunnya akan
terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan
dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan
trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai
pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
b.
Pengendalian
secara teknis bisa dengan memanfaatkan predator
alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga
kebersihan kebun effektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman
membantu mengendalikan hama jenis ini.
Penyemprotan
dilakukan bila serangan meluas. Gunakan BVR atau PESTONA.
4. Hama Tungau
Serangan
tungau kuning (Polyphagustarsonemus), atau tungau merah (Tetranycus sp.) akan
menyebabkan daun keriting melinting ke bawah seperti bentuk sendok terbalik. Daun akan kaku dan tebal, pertumbuhan pucuk
menjadi terhambat, daun perlahan akan berubah warna menjadi coklat dan akhirnya
mati.
a.
Pola Serangan dan Penyebaran
Serangan
banyak terjadi pada musim kering, di area teduh. Populasi akan meningkat jika
kita terlalu banyak menggunakan pestisida atau pupuk daun kimia buatan yang
banyak mengandung belerang (sulfur). Penyebaran dapat terjadi melalui tangan
para pekerja atau terbawa angin.
b.
Pengendalian
Secara
teknis lakukan pencabutan tanaman cabe yang sudah terserang parah sedangkan
yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar
agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman
cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun
ternyata effektif mengurangi serangan tungau.
Lakukan
penyemprotan dengan BVR atau PESTONA
5.
Hama Lalat Buah
Serangan
hama ini dapat menyebabkan buah menjadi rontok dan dapat menyebabkan kita gagal
panen.
a.
Pola Serangan
Hama
Lalat buah (Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae) ini dapat
bersumber dari buah yang terinfeksi, adanya kepompong di dalam tanah, dari
tanaman inang seperti mentimun, belimbing, maupun berasal dari tanaman cabe
berdekatan yang sudah terserang
Penyebaran
dan penularan sangat mudah terjadi karena lalat merupakan salah satu jenis
insect (serangga) yang aktif terbang apalagi pada saat terjadinya peralihan
musim.
Serangan
biasanya terjadi setelah agak siang, yaitu setelah tanaman kering dari embun
pagi.
b.
Pengendalian
Buah
cabai yang sudah rontok atau akan rontok (sudah terserang) dipungut dan
dimusnahkan dengan dibakar. Hal ini
dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai penularan. Dalam cabai yang sudah terserang akan banyak
mengandung pupa lalat yang nantinya akan memperparah serangan. Hindari pula menanam cabai terlalu berdekatan
dengan tanaman buah misalnya mangga atau belimbing karena tanaman buah juga
menjadi target serangan lalat.
Gunakan
perangkap lalat Natural Metilat Lem.
Penyakit Yang Sering Menyerang Tanaman Cabai
Penyakit-penyakit
yang menyerang tanaman cabai bisa disebabkan oleh virus, bakteri maupun jamur
yang sering dibawa dari benih maupun oleh hama.
1.
Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Patek)
a.
Pola Serangan dan Penyebaran
Sumber
penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum
gloeosporioides. Sumbernya dapat berasal dari sisa tanaman sakit atau dari
benih yang sudah terinfeksi. Akibatnya
serangan dapat terjadi mulai pada fase pembibitan. Penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat
disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa serangan menyebabkan mati pucuk,
serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, serangan
pada buah akan menyebabkan buah menjadi busuk seperti terbakar.
Penyebaran
bisa terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air, hujan dan angin serta
tangan pemetik buah.
b.
Pengendalian
Buah
yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan. Pada waktu panen dipisahkan.
Serangan
berat, sebari dengan Natural GLIO di bawah tanaman.
2.
Penyakit Bercak Daun
a.
Pola Serangan
Penyakit
bercak daun yang menyerang tanaman cabai disebabkan oleh jamur Cercospora
capsici. Ciri-ciri tanaman yang terserang ditandai dengan terdapatnya
bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun.
Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran.
Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban
cukup tinggi.
Penyakit
ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan,
hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa menempel pada benih atau
biji cabai.
b.
Pengendalian
Pengendalian
terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan terhadap penyakit ini
dapat dilakukan dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan
jarak tanam juga berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu
lembab.
Pengendalian
teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara
dibakar.
3.
Penyakit Layu
Serangan
penyakit layu ini sangat ditakuti karena sangat sulit dikendalikan. Penyakit layu ini bisa ditimbulkan oleh beragam penganggu
tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri. Terdapat dua jenis
penyakit layu, yaitu layu fusarium dan layu bakteri.
a.
Layu Fusarium
Layu
fusarium adalah penyakit layu yang disebabkan oleh cendawan. Jenis cendawannya
adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp.
Cendawan
ini hidup di lingkungan yang masam
Layu
fusarium dapat bersumber dari sisa
tanaman sakit atau tanah. Penularan
dapat melalui aliran air dan tanah
Beberapa
pemicu perkembangan penyakit layu fusarium
: tanah berpasir, pupuk N (ZA) yang terlalu terlalu tinggi, kandungan
unsur Mn dan Fe dalam tanah terlalu tinggi,
kurang pupuk organik bokashi, tanah kekurangan calsium (Ca), dan jumlah
nematoda yang tinggi
b.
Layu Bakteri
Sedangkan
layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Bakteri ini hidup
di jaringan batang.
Penyakit
ini bersumber dari tanah
Cara
menular sama dengan layu fusarium
Pemicu
perkembangan penyakit layu bakteri dapat disebabkan oleh : lahan yang terlalu
basah, tanah terlalu liat, penggunaan
pupuk N (urea) terlalu tinggi, populasi nematoda yang tinggi, atau sebelumnya
lahan ditanami tembakau, terung, tomat, atau cabe yang pernah terserang.
Pengendalian
Tanaman
yang layu dimusnahkan
Untuk
mengurangi penyebaran, sebarkan Natural GLIO.
4.
Penyakit Keriting Daun atau Mosaik
Asal
serangan penyakit mosaik adalah virus Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya,
pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda,
ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa
menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.
Pengendalian:
Pemilihan
benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini.
Bibit
yang terserang dicabut dan dibakar
Semprot
vektor (serangga pembawa) virus dengan BVR atau PESTONA.
5.
Penyakit Virus Kuning
Penyakit
ini disebabkan oleh Gemini virus Tanaman
cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning
(sesuai dengan namanya..). Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai.
Penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Sumbernya bisa dari gulma, atau tanaman sakit lainnya (cabai, tomat)
Pengendalian:
Sama dengan pengendalian penyakit keriting daun
6.
Penyakit Busuk Batang, Akar dan Buah
Terdapat
dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk batang
dan busuk kuncup. Busuk batang pada tanaman cabai disebabkan oleh Phytophthora
capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk
kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang
dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama
kelamaan mati.
Pemicu
perkembangan penyakit ini dapat berupa :
- drainase
yang kurang baik
- penggunaan
pupuk N (Urea) yang terlalu tinggi
- pupuk
kandang tidak matang (sebaiknya pakai pupuk bokashi)
- jumlah
nematoda yang terlalu banyak
- sebelumnya
lahan ditanam cabai atau mentimun
Pengendalian:
Penyakit
ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan Nitrogen seperti urea
dan ZA.
Mengatur
jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
Tanaman
yang sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.
Penggunaan
Agensia Hayati Natural GLIO.
Itulah
beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di
Indonesia.
Sebagai langkah pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit
tanaman cabai tersebut bisa dilakukan beberapa hal berikut ini:
- Semprot
PENTANA 3-5 tutup/tangki atau PESTONA 5-10 tutup/tangki + AERO ½ tutup/tangki (sebaiknya dilakukan rutin tiap 5-10 hari)
- Semprot
BVR ± 30 gr/tangki (diselang-seling dengan aplikasi PENTANA atau PESTONA,
interval 5-10 hari)
- Pasang
perangkap METILAT LEM.
No comments:
Post a Comment