Saturday, February 25, 2017

TEKNIK PRAKTIS BUDIDAYA CABAI


Untuk menambah pengetahuan masyarakat, kami sajikan teknik / cara budidaya tanaman cabai yang praktis. Pada kesempatan ini pupuk yang digunakan sebagai pendukung pemeliharaan tanaman cabai adalah pupuk organik produksi Natural Nusantara (NASA). Agar lebih jelas maka dari masing-masing bagian pembahasan akan disertai dengan gambarnya. Cara budidaya cabai disini dibuat secara umum, baik itu cabai rawit, cabai merah besar ataupun cabai merah keriting.

Persiapan Media Semai

Campurkan ± 1-2 pack Natural GLIO dalam ± 25-50 kg pupuk kandang, lalu peram ± 1-2 minggu sebagai bahan campuran media semai.
Komposisi media semai yang akan digunakan terdiri atas tanah, pupuk kandang dan pasir dengan komposisi sebanding (1:1:1).



Pembibitan Cabai

Kebutuhan benih cabe sekitar 10-11 sachet/ha
Lakukan perendaman benih dengan larutan ± 2-4 cc POC NASA /liter air hangat selama ± 2 jam
Tiriskan dan peram ± 2-4 hari, benih yang berkecambah segera disemaikan
Semprotkan POC NASA ± 2-4 tutup botol/tangki pada bibit usia 7 dan 14 hss (hari setelah semai)



Pengolahan lahan dan Pemupukan Dasar

Taburkan pupuk kandang (± 5-10 ton/ha) dan Dolomit (± 200-300 kg/ha) di lahan
Lakukan olah tanah
Buat bedengan (tinggi ± 40 cm dan lebar ± 100 cm) dengan drainase yang cukup
Campurkan SUPERNASA sebanyak 3-6 kg/ha bersama pupuk TSP ± 150 kg/ha) lalu taburkan secara merata di bedengan. Kemudian tebarkan GLIO (yang sudah dicampur pupuk kandang) ke permukaan bedengan (aplikasi ± 1 minggu sebelum tanam)
Tutup bedengan dengan mulsa


Proses Pindah Tanam

Buatlah lubang tanam dengan jarak 60 cm x 60 cm atau 70 c, x 70 cm.
Tanamkan bibit umur ± 21-30 hari / 5-6 daun.



Perlu diperhatikan bahwa saat melepas polybag, bola tanah jangan sampai pecah agar tanaman tidak stress.

Pemupukan dan Pemeliharaan Tanaman

Pemupukan Makro Susulan (Urea, ZA, dan KCL)
Usia 1 – 4 minggu
Urea
ZA
KCL
POWER NUTRISI
Interval
± 10 sdm
± 10 sdm
± 10 sdm
± 5-10 sdm
1 minggu





Cara Aplikasi: Campurkan ± 50 liter air, siramkan ± 1 gelas per lubang tanam (± 200cc)

Usia 5 minggu dan seterusnya
Urea
ZA
KCL
POWER NUTRITION
Interval
± 10 sdm
± 20 sdm
± 20 sdm
± 10-20 sdm
1 minggu
Cara Aplikasi: Campurkan ± 50 liter air, siramkan ± 2-3 gelas per lubang tanam (± 400-600cc)




Pemupukan POC NASA, HORMONIK, dan AERO810 Usia 2 minggu dan seterusnya (interval 1-2 minggu)

Pemeliharaan Tanaman Cabai
Semprotkan POC NASA ± 3-5 tutup/tangki + HORMONIK ± 1 tutup/tangki + AERO ± ½ tutup/tangki (Volume tangki ± 10-17 liter) dengan kebutuhan  ± 20-30 tangki/hektar.
Penyemprotan dilakukan dari atas dan bawah permukaan daun


Keterangan:
Pemasangan ajir dan tali penguat sebaiknya dilakukan saat usia sekitar 15 hari setelah tanam

Perempelan
Sisakan ± 2-3 cabang utama mulai umur 15-30 hari

Fase Panen dan Pasca Panen

Pemanenan
- Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
- Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih            tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya

Cara Panen
- Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
- Pemanenan yang baik dilakukan pagi hari setelah embun kering
- Penyortiran dilakukan sejak di lahan
- Simpan ditempat yang teduh
- Pengamatan Hama & Penyakit Cabai
- Kumpulkan dan musnahkan buah busuk / rusak
- Pembahasan lebih lengkap bisa kunjungi artikel selanjutnya tentang hama dan penyakit pada                tanaman cabai.

Hama Yang Sering Menyerang Tanaman Cabai

1. Hama Ulat

a. Jenis ulat
Hama ulat yang sering menyerang tanaman cabai terdiri dari ulat grayak (Spodoptera litura), Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Untuk jenis ulat grayak ini memakan daun tanaman cabai sedangkan Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua menyerang buah cabai baik masih hijau atau sudah merah.

b. Pola serangan
Secara umum serangan ulat ini terjadi pada malam hari atau pada saat sinar matahari teduh, misalnya menjelang sore hari. Menurut informasi, ternyata si ulat tidak nyaman menyantap daun atau cabe di bawah terik matahar. Sedangkan pada waktu siang hari yang terik , mereka bersembunyi di bawah ketiak daun, pangkal tanaman atau dibalik mulsa, sehingga mereka nyaman dan aman dari sengatan sinar matahari dan selamat dari penyemprotan bila dilakukan penyemprotan.

c. Pengendalian
Pada malam hari, pada saat ulat keluar dari persembunyiannya, ulat bisa diambil secara langsung dari tanaman cabe untuk dimusnahkan
Penyemprotan pada sore atau malam hari dengan Natural BVR atau PESTONA agar effektif disaat ulat keluar dari persembunyiannya

2. Hama Kutu Daun

Kutu daun yang sering menyerang cabai adalah jenis Aphids sp. dan Myzus persicae, mereka akan menghisap cairan dalam daun sampai habis. Akibatnya daun mengering dan keriting

a. Pola Serangan
Selain menghisap cairan dalam daun, hama ini sering membawa penyakit lain. Kutu daun mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan yang mengundang datangnya semut dan jamur hingga menimbulkan lapisan hitam seperti jelaga di permukaan daun.

b.  Pengendalian
Secara teknis, daun yeng terserang dipetik dan musnahkan. Hindari menanam cabe yang berdekatan dengan tanaman semangka, melon dan kacang panjang. Perhatikan juga kebersihan kebun.  Penggunaan mulsa perak juga cukup effektif untuk mengendalikan hama ini.
Lakukan penyemprotan dengan BVR atau PESTONA di sore hari agar effektif.

3. Hama Thrips (Trips)

a. Gejala serangan
Ciri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips (Thrips parvipinus) pada daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.

b. Pengendalian
secara  teknis bisa dengan memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun effektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.
Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan BVR atau PESTONA.

4.  Hama Tungau

Serangan tungau kuning (Polyphagustarsonemus), atau tungau merah (Tetranycus sp.) akan menyebabkan daun keriting melinting ke bawah seperti bentuk sendok terbalik.  Daun akan kaku dan tebal, pertumbuhan pucuk menjadi terhambat, daun perlahan akan berubah warna menjadi coklat dan akhirnya mati.

a. Pola Serangan dan Penyebaran

Serangan banyak terjadi pada musim kering, di area teduh. Populasi akan meningkat jika kita terlalu banyak menggunakan pestisida atau pupuk daun kimia buatan yang banyak mengandung belerang (sulfur). Penyebaran dapat terjadi melalui tangan para pekerja atau terbawa angin.

b. Pengendalian
Secara teknis lakukan pencabutan tanaman cabe yang sudah terserang parah sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun ternyata effektif mengurangi serangan tungau.
Lakukan penyemprotan dengan BVR atau PESTONA

5. Hama Lalat Buah

Serangan hama ini dapat menyebabkan buah menjadi rontok dan dapat menyebabkan kita gagal panen.

a. Pola Serangan
Hama Lalat buah (Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae) ini dapat bersumber dari buah yang terinfeksi, adanya kepompong di dalam tanah, dari tanaman inang seperti mentimun, belimbing, maupun berasal dari tanaman cabe berdekatan yang sudah terserang
Penyebaran dan penularan sangat mudah terjadi karena lalat merupakan salah satu jenis insect (serangga) yang aktif terbang apalagi pada saat terjadinya peralihan musim.
Serangan biasanya terjadi setelah agak siang, yaitu setelah tanaman kering dari embun pagi.
b. Pengendalian

Buah cabai yang sudah rontok atau akan rontok (sudah terserang) dipungut dan dimusnahkan dengan dibakar.  Hal ini dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai penularan.  Dalam cabai yang sudah terserang akan banyak mengandung pupa lalat yang nantinya akan memperparah serangan.  Hindari pula menanam cabai terlalu berdekatan dengan tanaman buah misalnya mangga atau belimbing karena tanaman buah juga menjadi target serangan lalat.
Gunakan perangkap lalat Natural Metilat Lem.

Penyakit Yang Sering Menyerang Tanaman Cabai

Penyakit-penyakit yang menyerang tanaman cabai bisa disebabkan oleh virus, bakteri maupun jamur yang sering dibawa dari benih maupun oleh hama.

1. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Patek)

a. Pola Serangan dan Penyebaran
Sumber penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Sumbernya dapat berasal dari sisa tanaman sakit atau dari benih yang sudah terinfeksi.  Akibatnya serangan dapat terjadi mulai pada fase pembibitan.  Penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa serangan menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, serangan pada buah akan menyebabkan buah menjadi busuk seperti terbakar.
Penyebaran bisa terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air, hujan dan angin serta tangan pemetik buah.

b. Pengendalian
Buah yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan. Pada waktu panen dipisahkan.
Serangan berat, sebari dengan Natural GLIO di bawah tanaman.

2. Penyakit Bercak Daun

a. Pola Serangan
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabai disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Ciri-ciri tanaman yang terserang ditandai dengan  terdapatnya  bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa menempel pada benih atau biji cabai.

b. Pengendalian
Pengendalian terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan jarak tanam juga berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab.
Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar.

3. Penyakit Layu

Serangan penyakit layu ini sangat ditakuti karena sangat sulit dikendalikan.  Penyakit layu ini  bisa ditimbulkan oleh beragam penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri. Terdapat dua jenis penyakit layu, yaitu layu fusarium dan layu bakteri.

a. Layu Fusarium
Layu fusarium adalah penyakit layu yang disebabkan oleh cendawan. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp.
Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam
Layu fusarium dapat bersumber dari sisa  tanaman sakit atau tanah.  Penularan dapat melalui aliran air dan tanah
Beberapa pemicu perkembangan penyakit layu fusarium  : tanah berpasir, pupuk N (ZA) yang terlalu terlalu tinggi, kandungan unsur Mn dan Fe dalam tanah terlalu tinggi,  kurang pupuk organik bokashi, tanah kekurangan calsium (Ca), dan jumlah nematoda yang tinggi

b. Layu Bakteri
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang.
Penyakit ini bersumber dari tanah
Cara menular sama dengan layu fusarium
Pemicu perkembangan penyakit layu bakteri dapat disebabkan oleh : lahan yang terlalu basah,  tanah terlalu liat, penggunaan pupuk N (urea) terlalu tinggi, populasi nematoda yang tinggi, atau sebelumnya lahan ditanami tembakau, terung, tomat, atau cabe yang pernah terserang.

Pengendalian
Tanaman yang layu dimusnahkan
Untuk mengurangi penyebaran, sebarkan Natural GLIO.

4. Penyakit Keriting Daun atau Mosaik

Asal serangan penyakit mosaik adalah virus Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.

Pengendalian:
Pemilihan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini.
Bibit yang terserang dicabut dan dibakar
Semprot vektor (serangga pembawa) virus dengan BVR atau PESTONA.

5. Penyakit Virus Kuning

Penyakit ini disebabkan oleh Gemini virus  Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning (sesuai dengan namanya..). Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Sumbernya bisa dari gulma, atau tanaman sakit lainnya (cabai, tomat)

Pengendalian: Sama dengan pengendalian penyakit keriting daun

6. Penyakit Busuk Batang, Akar dan Buah

Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk batang dan busuk kuncup. Busuk batang pada tanaman cabai disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Pemicu perkembangan penyakit ini dapat berupa :
- drainase yang kurang baik
- penggunaan pupuk N (Urea) yang  terlalu tinggi
- pupuk kandang tidak matang (sebaiknya pakai pupuk bokashi)
- jumlah nematoda yang terlalu banyak
- sebelumnya lahan ditanam cabai atau mentimun

Pengendalian:
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan Nitrogen seperti urea dan ZA.
Mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
Tanaman yang sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.
Penggunaan Agensia Hayati Natural GLIO.

Itulah beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di Indonesia. 
Sebagai langkah pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman cabai tersebut bisa dilakukan beberapa hal berikut ini:
- Semprot PENTANA 3-5 tutup/tangki atau PESTONA 5-10 tutup/tangki + AERO ½ tutup/tangki          (sebaiknya dilakukan rutin tiap 5-10 hari)
- Semprot BVR ± 30 gr/tangki (diselang-seling dengan aplikasi PENTANA atau PESTONA, interval    5-10 hari)
-  Pasang perangkap METILAT LEM.

Semoga bermanfaat. Salam prestasi.




Info/Pemesanan :
Produk NASA

TLP/SMS/WA  
081575354403


No comments:

Post a Comment