Seorang pemimpin tidak harus sebagai direktur utama dari sebuah perusahaan
yang besar atau panglima dari suatu laskar perang, melainkan tiap orang yang
mempunyai kewajiban untuk mengawasi dan mengatur lancarnya pekerjaan dari
beberapa orang yang bekerja sama itulah pemimpin. Pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan.
Pada umumnya setiap pemimpin mempunyai
gaya masing-masing dalam kepemimpinannya. Tetapi untuk menunjang kelancaran dan
kesuksesan dalam memimpin, seorang pemimpin harus berani menyingkirkan
mitos bahwa ia harus selalu memegang teguh satu gaya kepemimpinan tertentu,
yang dianggap sudah sempurna untuk lingkungan perusahaan yang ia pimpin. Dalam
sebuah situasi yang dinamis, sejumlah gaya kepemimpinan juga perlu diketahui
dan dikuasai karena kemampuan untuk beradaptasi merupakan kunci utama agar terus bertahan.
Saat kita amat
tertekan oleh tenggat waktu kita sering berperilaku di luar kebiasaan dan watak
kita yang sebenarnya. Pernahkah Anda berada dalam situasi seperti itu dan ada
orang yang mendatangi Anda dengan membawa masalah atau ide yang pada dasarnya
tidak memiliki hubungan dengan prioritas yang sedang Anda kejar?
Banyak
dari kita yang bersikap kasar dalam merespon isu yang dikemukakan tersebut,
yang akhirnya menyebabkan ketersinggungan dan syok dari pihak yang mengusulkan.
Inilah kesalahan dalam memimpin. Situasi seperti ini tidak sesuai dengan respon
yang Anda berikan pada keadaan biasanya. Dengan menempatkan konteks yang
berhubungan dengan situasi dan individu yang Anda tengah hadapi juga sangat penting.
Ada
begitu banyak hal yang harus dipelajari dari sebuah gaya kepemimpinan dan bagaimana
serta kapan gaya tersebut digunakan. Kali ini disajikan 4 gaya kepemimpinan dasar yang patut
diketahui dan diterapkan oleh seorang manajer :
1. Gaya Kepemimpinan Direktif
Inilah salah satu gaya kepemimpinan paling klasik dan sering disebut
sebagai “otokratik.” Seseorang yang menggunakan gaya kepemimpinan ini suka
memberikan arahan atau instruksi mengenai apa yang harus dilakukan dan
mengharapkan pegawainya untuk melaksanakannya sesuai dengan petunjuk yang ia
berikan.
Contoh kasus
:
Seorang pegawai yang baru saja mulai bekerja. Kita mesti pahami bahwa
individu ini adalah orang baru dalam perusahaan, sehingga belum
memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi perusahaan
dan apa yang harus dikerjakan. Gaya kepemimpinan yang paling sesuai untuk
diterapkan dalam kasus ini ialah gaya direktif. Individu ini masih membutuhkan arahan sampai
bisa memahami dan belajar menjalankan tugasnya.
2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan ini cenderung lebih demokratis. Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan partisipatif suka mencari masukan dan saran dari pihak lain. Mereka juga tidak segan untuk turun ke lapangan bersama-sama pegawai untuk menjalani dan memimpin proses pembuatan keputusan.
Contoh kasus
:
Sebuah masalah muncul dan harus diatasi sesegera mungkin. Seorang individu
ialah bawahan yang sudah bekerja cukup lama, mereka sudah menguasai dasar-dasar
pekerjaannya tetapi masih mempelajari atmosfernya. Pendekatan yang sesuai ialah
gaya kepemimpinan partisipatif. Dengan demikian, Anda sebagai pemimpin bisa
membuat orang ini berpartisipasi dalam pemecahan masalah berdasarkan
pengetahuan yang mereka miliki dan memberikan peluang bagi Anda untuk melihat
seberapa baik mereka berkembang.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire
Kita bisa menemui prinsip laissez faire dalam mekanisme pasar bebas. Dan seperti pasar bebas, perusahaan yang dijalankan oleh pemimpin yang gaya kepemimpinannya didominasi prinsip laissez faire juga cenderung ‘lepas tangan’. Ia tidak banyak turut campur dalam proses pengambilan keputusan sehingga ruang bagi bawahnnya untuk melahirkan insiatif sendiri.
Contoh kasus :
Sebuah peluang penjualan besar datang menghampiri. Seorang individu
bekerja sebagai tenaga penjualan yang paling berpengalaman dalam perusahaan
Anda. Ia berhasil meraih penjualan besar. Pendekatan kepemimpinan yang paling
sesuai bisa jadi ialah laissez faire. Anda tak perlu mengawasi apalagi
memberikan instruksi kepadanya karena justru bisa kontraproduktif.
4. Gaya Kepemimpinan Adaptif
Inilah gaya kepemimpinan yang memperhitungkan konteks lingkungan kerja dan kepribadian setiap individu yang dipimpin.
Contoh kasus
:
Contoh terakhir ini mungkin hanya untuk menekankan pesan. Bila individu
yang sama berpengalamannya berada dalam posisi Anda dan Anda menyaksikan gedung
yang Anda tempati tengah dilanda kebakaran, tentu Anda tidak akan berkata
dengan santai bawah gedung sedang kebakaran. Konteks akan membimbing Anda untuk
menggunakan pendekatan direktif untuk memberikan instruksi keluar dari gedung
secepat mungkin.
Dari semuanya itu, pendekatan kita
harus disesuaikan dalam setiap situasi, karena setiap situasi/konteks itu unik. Dan individu yang bekerja bersama kita juga
memiliki peran penting dalam mengembangkan dan memimpin sekelompok staf.
Dan yang terpenting lagi,
bahwa seorang pemimpin,
anda akan tahu style anda sendiri atau bagi seorang bawahan/ staff dapat mengetahui
style dari pemimpinya. Semoga bermanfaat. Salam sukses dari Roemah Prestasi.
No comments:
Post a Comment